Minggu, 29 November 2009

Adab Berdoa PDF | Print |

Pertanyaan :

Saya membaca dalam hadis Bukhari bab shalat Istisqa bahwa Anas mengatakan Rasulullah tidak pernah mengangkat tangan dalam berdoa kecuali saat berdoa meminta hujan.


Bagaimana penjelasannya dan bagaimana adab berdoa yang benar sesuai sunnah kaena selama ini saya selalu mengangkat tangan seperti memohon jika berdoa.

Terima kasih, Wassalam

Jawaban :

Assalamu alaikum wr.wb
Terima kasih atas pertanyaannya. Semoga Allah menurunkan rahmatnya kepada kita semua.
Saudara Sulayman, terkait dengan riwayat Anas ra. yang Anda kutip lengkapnya adalah sebagai berikut:
Anas ibn Mâlik ra. Berkata, “Nabi saw. tidak mengangkat tangannya saat berdoa kecuali saat istisqa. Beliau mengangkat tangan sampai putih ketiaknya terlihat.”

Perkataan Anas ibn Mâlik di atas tidak berarti bahwa mengangkat tangan saat berdoa dilarang. Sebab, begitu banyak hadis yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw. mengangkat tangan ketika berdoa. Bahkan Rasulullah saw. bersabda, “Tuhan kalian Maha Pemalu dan Pemurah. Dia malu jika hamba-Nya telah mengangkat tangan berdoa kepada-Nya lalu tidak diberi.” (al-Tirmidzi dan Ibn majah).

Adapun ucapan Anas ra. Bahwa Rasulullah tidak mengangkat tangan ketika berdoa kecuali saat istisqa tafsirannya adalah sebagai berikut (lihat Fath al-Bârî):
1. Bisa jadi Anas tidak melihat Rasulullah saw. berdoa dengan mengangkat tangan di kesempatan yang lain.
2. Bisa jadi maksudnya Anas tidak pernah melihat Rasulullah saw. mengingat tangan sedemikian rupa seperti saat istisqa di mana hal itu ditunjukkan oleh lanjutan redaksinya, “sampai putih ketiak beliau terlihat.”

Sementara Adab berdoa secara singkat sebagai berikut:
• Hendaknya makanan, tempat tinggal, pakaian, serta barang yang dimilikinya adalah halal.
• Memanfaatkan waktu-waktu yang mulia: seperti hari Arafah, Ramadan, hari Jumat, dan waktu sahur.
• Memanfaatkan kondisi-kondisi istimewa seperti saat salat, saat hujan dsb.
• Mnghadap kiblat dan mengangkat tangan.
• Setelah selesai berdoa, mengusap wajah dengan kedua tangan.
• Merendahkan suara: tidak keras dan tidak terlalu pelan.
• Khusyu dan penuh penghayatan.
• Berdoa dengan sepenuh hati dengan yakin bahwa doa tersebut akan dikabul.
• Tidak tergesa-gesa dengan merasa doanya lambat dikabul.
• Memulai doa dengan zikir kepada Allah dan salawat kepada Rasul saw. setelah didahului oleh pujian kepada-Nya. Demikian pula saat menutup doa.
• Memerhatikan adab batin. Yaitu bertobat, taqarrub kepada-Nya, dan tidak menzalimi manusia


Wallahu a’lam bi al-shawab .
Wassalamu alaikum wr.wb.
SHALAT SUNNAH QABLIYAH JUM’AT
20-07-07
Oleh: Wahid bin ‘Abdis Salam Baali.

Di antara kaum muslimin ada yang setelah mendengar adzan pertama langsung berdiri dan mengerjakan shalat dua rakaat sebagai shalat sunnah Qabliyah Jum’at.

Dalam hal ini perlu saya katakan, saudaraku yang mulia, shalat Jum’at itu tidak memiliki shalat sunnah Qabliyah, tetapi yang ada adalah shalat Ba’diyah Jum’at.

Memang benar telah ditegaskan bahwa para Sahabat jika salah seorang dari mereka memasuki masjid sebelum shalat Jum’at, maka dia akan mengerjakan shalat sesuai kehendaknya, kemudian duduk dan tidak berdiri lagi untuk menunaikan shalat setelah adzan. Mereka mendengarkan khuthbah dan kemudian mengerjakan shalat Jum’at. Dengan demikian, shalat yang dikerjakan sebelum shalat Jum’at adalah shalat Tahiyyatul Masjid dan shalat sunnat mutlaq.

Dan hadits-hadits yang diriwayatkan berkenaan dengan shalat sunnah Qabliyah Jum’at adalah dha’if, tidak bisa dijadikan hujjah (argumen), karena suatu amalan Sunnah itu tidak bisa ditetapkan, kecuali dengan hadits yang shahih lagi dapat diterima.

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Atsqalani rahimahullah mengatakan: Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Hibban melalui jalan Ayyub dari Nafi’, dia mengatakan, “Ibnu ‘Umar biasa memanjangkan shalat sebelum shalat Jum’at dan mengerjakan shalat dua rakaat setelahnya di rumahnya. Dan dia menyampaikan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan hal tersebut.”

Hadits ini dijadikan hujjah oleh an-Nawawi dalam kitab, al-Khulaashah untuk menetapkan shalat sunnah sebelum shalat Jum’at seraya memberikan komentar, bahwa ucapan Ibnu ‘Umar, “Dan dia biasa melakukan hal tersebut,” kembali pada ucapannya, “Dan dia mengerjakan shalat dua rakaat setelah shalat Jum’at di rumahnya.” Dan hal itu ditunjukkan oleh riwayat al-Laits dari Nafi’ dari ‘Abdullah bahwasanya jika telah mengerjakan shalat Jum’at dia kembali pulang untuk kemudian mengerjakan shalat sunnah dua rakaat di rumahnya dan selanjutnya dia mengatakan, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan hal tersebut.” Diriwayatkan oleh Muslim.

Adapun ucapannya, “Ibnu ‘Umar biasa memanjangkan shalat sebelum shalat Jum’at,” maka yang dimaksudkan adalah setelah masuk waktu shalat sehingga tidak bisa menjadi marfu’, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar ke masjid jika mata-hari sudah tergelincir lalu beliau menyampaikan khutbah dan setelah itu mengerjakan shalat Jum’at. Jika yang dimaksudkan adalah sebelum masuk waktu shalat, maka yang demikian itu merupakan shalat sunnah mutlaq, dan bukan shalat rawatib. Dengan demikian, tidak ada hujjah di dalamnya yang menunjukkan adanya shalat sunnah Qabliyah Jum’at, tetapi ia merupakan shalat sunnah mutlaq.

Dan telah disebutkan adanya anjuran melaku-kan hal tersebut -seperti yang telah disampaikan sebelumnya- di dalam hadits Salman dan lainnya, yang di dalamnya dia mengatakan, “Kemudian dia mengerjakan shalat yang diwajibkan kepadanya.”

Selain itu, ada juga hadits-hadits dha’if yang diriwayatkan berkenaan dengan shalat sunnah Qabliyah Jum’at, di antaranya adalah dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh al-Bazzar dengan lafazh, “Dan beliau biasa mengerjakan shalat dua rakaat sebelum Jum’at dan empat rakaat setelahnya.” Di dalam sanadnya terdapat kelemahan.

Dan dari Ali juga terdapat hadits yang semisal yang diriwayatkan oleh al-Atsram dan ath-Thabrani di dalam kitab al-Ausath dengan lafazh, “Beliau biasa mengerjakan shalat empat rakaat sebelum Jum’at dan empat rakaat setelahnya.” Di dalam sanad hadits ini terdapat Muhammad bin ‘Abdurrahman as-Sahmi, yang menurut al-Bukhari dan perawi lainnya, dia adalah seorang yang dha’if (lemah). Al-Atsram mengatakan, “Ia merupakan hadits yang waahin.”

Juga masih ada hadits lainnya yang senada dengan itu, dari Ibnu ‘Abbas dan dia menambahkan, “Beliau tidak memisahkan sedikit pun darinya.” Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad waahin (lemah). Di dalam kitab al-Khulaashah, an-Nawawi mengatakan, “Sesungguhnya ia me-rupakan hadits bathil.”

Dan ada juga hadits yang semisal dari Ibnu Mas’ud yang diriwayatkan oleh ath-Thabrani, di dalam sanadnya terdapat kelemahan dan inqithaa’ (keterputusan).
Al-Albani rahimahullah mengatakan, “Semua hadits yang diriwayatkan berkenaan dengan shalat sunnah Qabliyah Jum’at Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah tidak ada yang shahih sama sekali, yang sebagian lebih dha’if dari sebagian yang lain. [1]
ARTIKEL PUASA

oleh : KH. Jalaluddin Rakhmat
Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadis bahwa dengan puasa kita belajar mengendalikan hawa nafsu serta mengendalikan setan yang menipu dan menjebak kita. Pada waktu kita puasa, kita membelenggu setan, membuka pintu surga dan menutup pintu neraka.
Kita belajar menahan setan supaya tak masuk ke dalam tubuh kita. Salah satu pintu masuk setan ke dalam tubuh kita adalah melalui makan dan minum. Kita tutup pintu-pintu itu pada waktu siang hari. Kita melemahkan setan; membuatnya tak berdaya. Puasa adalah latihan mengendalikan hawa nafsu.
Di dalam tarekat, puasa adalah upaya mengendalikan diri kita secara lahiriah dan secara batiniah. Secara lahiriah, kita mengendalikan diri dengan mempuasakan seluruh panca indera kita. Dalam ilmu kebatinan, ketika kita melakukan semedi, kita harus menutup tujuh pintu masuk setan. Tujuh pintu itu adalah tujuh lubang dalam tubuh kita. Di antaranya mata, telinga, mulut, dan hidung. Dengan cara itu, kita dapat masuk ke dalam alam kesucian.
Secara lahiriah, puasa yang pertama di dalam tarekat adalah puasa menutup mulut kita atau puasa bicara. Puasa bicara bukan berarti meninggalkan pembicaraan yang kotor atau menggunjing orang lain. Dalam hadis Shahih Bukhari, Rasulullah saw bersabda, "Tidak dihitung mukmin, orang yang suka melaknat orang lain, suka menyakiti hati orang lain, atau berkata kotor." Ketika kita tak berpuasa pun, hal itu tidak boleh dilakukan, apalagi ketika kita sedang berpuasa. Yang dimaksud dengan puasa bicara adalah setelah meninggalkan pembicaraan tersebut di atas, kita menambah atau memperlebar puasa bicara kita dengan tidak membicarakan hal-hal yang tidak perlu. Kita tidak berbicara yang tidak berguna. Ciri mukmin yang sejati adalah menghindarkan pembicaraan yang tidak ada manfaatnya.
Yang dimaksud dengan manfaat di dalam hal ini adalah mendekatkan diri kepada Allah swt. Perkataan yang tidak membawa kita dekat kepada Allah swt adalah perkataan yang tidak bermanfaat. Hentikanlah perkataan seperti itu di dalam bulan puasa. Sebaiknya kita gantikan obrolan kita dengan memperbanyak dzikrullah, zikir kepada Allah swt.
Mengobrol tanpa menggunjingkan atau menyakiti orang lain memang diperbolehkan dalam agama. Tidak ada salahnya dalam hal itu. Tapi alangkah lebih baiknya bila waktu mengobrol itu kita ganti dengan berzikir kepada Allah.
Kita mengurangi suara mulut kita. Jika mulut kita terlalu banyak bicara, kita takkan sanggup lagi mendengarkan suara hati nurani kita. Siti Maryam as dalam Al-Quran dikisahkan pernah berpuasa tidak bicara. Ketika Maryam hilang dari kampung halamannya dan kembali setelah sekian lama dengan seorang bayi, orang-orang bertanya, "Hai saudara perempuan Harun, kau pulang dengan sesuatu yang aneh. Padahal kami mengenal engkau bukan sebagai perempuan nakal, melainkan perempuan saleh. Mengapa tiba-tiba kau pulang membawa anak?"(QS. Maryam: 28) Siti Maryam as diperintahkan Allah untuk puasa bicara. Ia disuruh untuk tidak menanggapi tuduhan yang macam-macam itu. Maryam hanya menjawab, "Aku sudah bernadzar kepada Allah yang Mahakasih bahwa hari ini aku tidak akan berbicara kepada seorang manusia pun." Maryam berjanji kepada Allah untuk berpuasa bicara. Karena Maryam puasa bicara, maka ia mampu mendengar suara bayi dalam kandungannya. Waktu itu juga, ketika Maryam membawa anak kecil, bayi itulah yang menjawab hujatan orang-orang. Bayi itu menjawab, "Salam bagiku ketika aku dilahirkan ketika aku mati dan pada waktu aku dibangkitkan nanti."(QS. Maryam: 33)
Menurut Sayyid Haidar Amuli, bila kita terlalu banyak bicara, kita takkan mampu untuk mendengarkan isyarat-isyarat gaib yang datang kepada kita. Kita juga menjadi tak sanggup mendengar kata-kata hati nurani kita. Suara mulut kita terlalu riuh sehingga isyarat-isyarat dari alam malakut (alam ruh) tak terdengar oleh batin kita. Kita terlalu banyak mendengarkan suara kita sendiri.
Puasa bicara diajarkan di dalam Al-Quran khusus kepada orang-orang saleh yang tidak hanya menjalankan syariat saja tetapi juga ingin memperindah syariatnya dengan usaha lebih lanjut. Puasa tarekat tidak berarti meninggalkan puasa syariat. Puasa tarekat adalah memperindah puasa syariat; menghiasnya agar lebih bagus.
Ketika kita berpuasa, setelah kita meninggalkan kata-kata kotor dan menyinggung perasaan orang, kita juga meninggalkan kata-kata yang biasa-biasa. Hanya supaya pembicaraan kita tidak mengambil alih zikir yang seharusnya kita lakukan di bulan Puasa. Nabi Zakaria as, ketika diberitahu bahwa ia akan mempunyai anak yang bernama Yahya, merasa amat bahagia karena dalam usianya yang amat tua, ia belum juga dikaruniai seorang putra. Zakaria as sering berdoa, "Tuhanku, sudah rapuh tulang-tulangku, sudah penuh kepalaku dengan uban, tapi aku tak putus asa berdoa kepada-Mu." (QS. Maryam: 4) Satu saat, Tuhan menjawab, "Aku akan memberi kepadamu seorang anak." (QS. Maryam: 7) Zakaria as hampir tidak percaya, "Bagaimana mungkin aku punya anak, ya Allah. Padahal istriku mandul dan aku pun sudah tua renta." (QS. Maryam: 8) Lalu Tuhan menjawab, "Hal itu mudah bagi Allah. Bukankah kamu pun asalnya tiada lalu Aku ciptakan kamu." (QS. Maryam: 9) Zakaria masih penasaran dan ia minta kepada Allah, "Apa tandanya, ya Allah?" Tuhan menjawab, "Tandanya ialah kau harus puasa bicara. Kau tidak boleh berkata kepada seorang manusia pun selama tiga hari berturut-turut." (QS. Maryam: 10)
Zakaria as diperintahkan Tuhan untuk mensyukuri nikmat yang diterimanya dengan berpuasa bicara. Itulah juga nasihat kepada seorang suami yang istrinya sedang mengandung; belajarlah puasa bicara. Usahakan sesedikit mungkin berbicara. Insya Allah, jika selama istri kita mengandung, kita berpuasa bicara, maka Allah akan memberikan kepada kita seorang anak seperti Yahya yang cerdas, arif, berhati lembut dan suci, bertakwa kepada Allah swt, dan sangat berkhidmat kepada orang tuanya, tak pernah memaksakan kehendaknya. Itulah ganjaran kepada orang yang puasa bicara.
Puasa bicara adalah puasa tarekat. Hanya dengan puasa bicara, batin kita menjadi lebih tajam untuk mendengarkan isyarat-isyarat gaib, mendengarkan hati nurani. Ketika kita terlalu banyak bicara, kita menjadi tuli. Dalam peristiwa mikraj diceritakan ketika Nabi Muhammad saw isra dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, beliau melihat di pertengahan jalan ada seorang yang mengguntingi lidahnya berulang kali. Malaikat Jibril menjelaskan, "Itulah tukang-tukang ceramah yang suka memberikan nasihat kepada orang banyak tetapi ia tidak mempraktikkan apa yang ia khotbahkan."
------
Ceramah KH. Jalaluddin Rakhmat pada Pengajian Ahad di Masjid Al-Munawwarah, tanggal 13 Desember 1998. Dengan beberapa perubahan redaksional, ceramah ini ditranskrip oleh Ilman Fauzi R.
Audi A4
From Wikipedia, the free encyclopedia
Jump to: navigation, search
Audi A4 Audi A4 B8 front 20080414.jpg
Audi A4 (B8)
Manufacturer Audi AG
Parent company Volkswagen Group
Production 1994 – present
Assembly Ingolstadt, Germany
Predecessor Audi 80
Class Compact executive car
Layout longitudinal front engine,
front-wheel drive, or
quattro permanent four-wheel drive
Platform Volkswagen Group B platform series
Related Audi S4
Audi RS4

The Audi A4 is a compact executive car produced by the German car manufacturer Audi AG since late 1994. The initial generation A4 succeeded the four previous generations of the Audi 80. And just like its Audi 80 predecessor, the Audi A4 automobile layout consists of a longitudinally orientated engine at the front, with transaxle-type transmissions mounted immediately to the rear of the engine, again, orientated longitudinally. Drive output is transmitted to either the front wheels, or on some models, utilising Audi's 'trademark' quattro permanent four-wheel drive system via a Torsen centre differential.

Since its inception, the Audi A4 has been available in four generations, based on the Volkswagen Group 'B' series of automobile platforms - usually known by the following codes - the initial B5, the subsequent B6 and B7, and the current B8.

Of the main body styles, it is (and always has been) available as a saloon/sedan variant, and an "Avant", which is Audi's name for an estate/wagon. The second (B6) and third generations (B7) of the A4 also had a Cabriolet version, but the Cabriolet was not retained for the current fourth generation (B8), due to the introduction of the Cabriolet version of the related Audi A5 and S5 coupés.

Additionally, higher performance versions directly related to the A4 include the Audi S4, and the limited availability quattro GmbH-developed very high performance Audi RS4.
Contents
[hide]

* 1 B5 (Typ 8D, 1994–2001)
o 1.1 B5 facelift (1998–2001)
o 1.2 B5 engines
o 1.3 B5 safety
o 1.4 B5 A4-derived hybrid version
* 2 B6 (Typ 8E/8H, 2001–2005)
o 2.1 B6 engines
o 2.2 B6 safety
* 3 B7 (Typ 8E/8H, 2005–2008)
o 3.1 B7 engines
o 3.2 B7 safety
* 4 B8 (Typ 8K, 2008–present)
* 5 Land speed record
* 6 Audi Sport A4 DTM
o 6.1 R11 (2004)
o 6.2 R12 (2005-2006)
o 6.3 R13 (2007)
o 6.4 R14 (2008)
* 7 See also
* 8 References
* 9 External links

Senin, 09 November 2009

09/11 PCI new elected president on detik.com

Read the full article here
pci detik copy

0 Comments
08/11 new PCI president Elect

Congrats to Pikukuh
Our new club President w/ his visionary slogan: “Better PCI”
Take us to the light at the end of the tunnel Kuh.. :)

IMG_0816

2 Commments
27/10 New Election Date: Sunday 8 November ‘09

vote nov new

Election New date is: 8th Nov ‘09
Where: Barcode Terace – La codefin Bdg 3rd fl, rooftop. Jl. Kemang Raya No. 8
Time: 2pm to 6pm

Be there. Be part of history

0 Comments
23/10 October Sale

Cool Vespa for Sale! why it’s cool? bcozz it waz owned by PCI members ;)

* Piaggio X9, 250 cc, 2005…km 3500, rp 70 million (negotiable) 
call: yossy 08128887039
* Vespa GT 2008, silver, standard, km 1687, 58 million (negotiable) call: Augieu 0811165 235 (SOLD)
* New PX 150 
Thn 2006 
Km 8000an 
Turqoise Blue, 
 2nd hand, Accesories: 
BARRAC mirrors,
original floormat, original mud flap (Metalplast checkered) 22 millions call: Aldi (SOLD)
* Vespa LX, Black, Windshield, original floor mat, top case, low milage opening price 46,5 millions. Call: Priam 0818 662400
* Vespa GTV, grey, 2007, km 1900, accesories: original floormat. Call for price: andaru 0818789285
* Vespa LX 150, metallic blue, floor mat, windshield, km 4500, price: 42 millions. Call: henky 08170930400
* Vespa GT 200, 2007, custom paint (light brown), windshield+floor mat+ top case, km 2200. Call for price: Iwan 0818752860
* Vespa GTV 250ie 2009, Portifino green, km600, Price: 100 millions (nett) Call: Bonny 0813 84666545
* Piaggio Liberty 2001, 30.000km, green (original color), windshield, good condition engine. Call: Luthfi 0856 808 22 55 / 021 9159 2456
* Piaggio Fly 125, january 2009, white, custom paint (speed racer theme). Call for price: Andezz 0813-16322308

0 Comments
23/10 Yogya Trip

pci yogya2
pci yogya

0 Comments
06/10 PCI Election: Nominate your Fav Candidate!

Before election begins of course we’ll need CANDIDATES (dooh!) so PCI Election Committee is requesting your humble participation by simply submitting ONE NAME of your favorite person that you see have the capability & charisma to lead PCI for the next term…you all can do that eh?

Here’s how it’s done:
1. Send a blank email to: farliando.ayi@gmail.com
2. Fill the email Subject: ELECTION PCI
example: ELECTION PCI Luna maya
3. Hit the send button

Simple as counting 1,2,3 eh?

Okay, we’re waiting your for participation until 15th October ‘09

Thank you

Farliando Ayi
PCI Election committee


1 Comments
03/10 PCI luv Batik

On 2nd October the day Batik was approved by UNESCO as a genuine Indonesian Heritage. We (& also everyone else in Jakarta) celebrate it w/ PCI style..of course with a ride around the town wearing our Batik. We finished the ride in Senayan City for photo op, because of the rain afterward we moved next door to Plaza Senayan where they have a basement parking to keep our Piaggio’s dry & clean ;)

pci batik

1 Comments
01/10 Coming Soon: PCI Election!

vote

Election just down the corner!
Be ready candidates, ‘underdogs’ & ‘dark horses’ out there.. : )
Mark your calendar Election will be held on November 8th ‘09

0 Comments
23/09 Updated: Touring to Yogya – 16 to 19 Oct ‘09

malioboro

Guys, this October few PCI members are planning for long ride to Yogyakarta from 16 -> 19 Oct ‘09
If you’re interested to join plz register @ Piaggio Fatmawati showroom and fill:
- registration form
- bring a copy of STNK, SIM, KTP

Touring cost: rp.2.800.000
including: hotel accommodation, truck transport (Jkt->Bdg & Yogya->JKt), air asia ticket (Yogya->Jkt)

Itinerary:
16 oct:
04.30: off to Bdg by chartered bus (not by motorcycle!)
06.30: arrived @ Bdg
07.30: start riding to Yogya by motorcycle
20.00 arrived @ yogya!

17 Oct:
Riding around Yogya (Wonosari, lunch at ‘Pantai Sunda’ restaurant Wonosari, at night ‘angkringan’ style dinner & meet up w/ Yogya bikers community)

18 Oct:
Riding around Yogya (Kulon Progo, Borobudur, Kaliurang)

19 Oct
Back to Jakarta by Air Asia

Note:
• 14 Oct motor loading in jl. Tegal Parang Raya Selatan no.10 B, Jakarta Selatan (truck motor transport office)
• Transfer your payment to Bank Mandiri acc # : 127 000 2020 582 (Rudiyanto)
• More detail plz call Piaggio Fatmawati Showroom: 021-750 1190
• Limited Space (35 bikes only!) *limited due to truck capacity
• Registration deadline: 5 October ‘09!